Selasa, 02 Agustus 2011

Rumah Adat Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan dan di kenal memiliki banyak kebudayaan. Ini dapat terlihat dari rumah-rumah diberbagai suku pedalaman Indonesia yang sangat khas dan berbeda satu sama lain. Rumah-rumah adat tersebut enggak hanya sekedar dijadiin tempat tinggal aja loh. Rumah-rumah tersebut memiliki makna dan arti yang sangat mendalam yang berhubungan sama adat dan budaya tiap-tiap daerah. Ini nih beberapa diantaranya:
  • Rumah Joglo
Rumah atap joglo menjadi ciri khas arsitektur rumah adat di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Rumah Joglo terdiri dari 2 bagian utama yakni Pendapa dan Dalam. Bagian Pendapa adalah bagian depan Joglo yang punya ruangan luas tanpa sekat, biasanya digunain buat menerima tamu atau ruang bermain anak dan tempat bersantai keluarga. Bagian Dalam adalah bagian dalam rumah yang berupa ruangan kamar dan ruangan lainnya yang bersifat lebih privasi. Rumah Joglo dihiasi dengan ukir-ukiran bermacam-macam motif yang sarat dengan simbol dan makna. Hal ini nunjukin bahwa masyarakat Jawa selalu menjunjung tinggi aturan-aturan dan nilai-nilai luhur budayanya. Rumah Joglo biasanya dibuat dari kayu jati lama, besar dan pantang sambungan.Ciri-ciri rumah Joglo adalah bagian atap yang pendapanya menjulang tinggi seperti gunung. Di kalangan masyarakat Jawa ada kepercayaan yang menganggap bahwa rumah Joglo memiliki kekuatan magis. Jadi, kalau ga pengen celaka, pemilik rumah Joglo enggak boleh ngerubah bentuk rumah dengan model lain.
  • Rumah Betang
Rumah betang adalah sebutan buat rumah adat yang ada di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah dan biasanya dihuni oleh suku Dayak. Betang memiliki keunikan tersendiri loh, itu dapat kita lihat dari bentuk bangunan yang tinggi memanjang dan cuma terdapat sebuah tangga dan pintu masuk ke dalam Betang. Betang yang dibangun tinggi dari permukaan tanah dimaksudkan buat ngindarin hal-hal yang meresahkan para penghuni Betang, seperti menghindari musuh yang dapat datang secara tiba-tiba, binatang buas, atau banjir yang kadang-kadang melanda Betang. Rumah Betang yang memanjang biasanya dihuni oleh 100-150 jiwa di dalamnya. Banyak banget yah? Tapi ga semua orang tinggal di dalam satu ruangan ko. Di dalam rumah Betang terbagi menjadi beberapa sekat-sekat ruangan yang dihuni oleh setiap keluarga. Betang dapat dikatakan sebagai rumah suku, karena di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang jadi penghuninya dan dipimpin oleh seorang Pambakas Lewu. Pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah panjang bagian hulunya haruslah searah dengan matahari terbit dan sebelah hilirnya kearah matahari terbenam, sebagai simbol kerja-keras untuk bertahan hidup mulai dari matahari tumbuh dan pulang ke rumah di matahari padam.
  • Honay (Honae/Honei/Honai)
Gubuk-gubuk berbentuk lingkaran dengan diameter 3-5 meter ini adalah rumah adat suku Dani di Papua. Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Uniknya rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu Honai yang khusus untuk kaum cowok (disebut Honai juga), honai buat kaum cewek (disebut Ebei), dan honai buat kandang babi (disebut Wamai). Bagi suku di Pegunungan Tengah Papua ini, babi emang jadi simbol kekayaan. Bahkan bisa di jadiin sebagai mas kawin loh! Ruangan dalam Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tanpa jendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin yang biasanya  sampai 5 derajat celcius di pegunungan Papua. Honai pun dibangun setinggi 2,5 meter dan dipasang api unggun di tengahnya sebagai penghangat. Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. pada umumnya rumah Honai terbagi jadi dua dan dihubungkan dengan tangga dari bambu. Lantai dasar digunakan untuk para cowok tidur secara melingkar, sedangkan lantai satu adalah tempat untuk kaum cewek tidur.
  • Tongkonan
Ini nih rumah tradisional suku Toraja di Sulawesi Selatan yang unik banget! Rumah keluarga ini dibangun dari bambu dengan atap yang berbentuk perahu Wangka sebagai simbol memuja langit. Kata Tongkonan ini sendiri berasal dari bahasa Toraja yaitu Tongkon yang berarti duduk. Tongkonan selalu di buat menghadap ke arah utara, yang dianggap sebagai sumber kehidupan. Di depan Tongkonan di pasang tanduk-tanduk kerbau yang dipotong pada saat upacara pemakaman. Hal ini untuk menunjukkan status kebangsawanan para pemiliknya. Jenis Tongkonan ada tiga yaitu Tongkonan Layuk (rumah adat yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan), Tongkonan Pekamberan (Rumah tongkonan Jenis ini dimiliki oleeh keluarga yang berkuasa secara adat) dan Tongkonan Batu (dimiliki oleh rakyat biasa).
  • Rumah Gadang (Rumah Bagonjong/Rumah Besar)
Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat suku Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nama lain rumah ini adalah Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjung. Rumah Gadang ini bentuknya khas banget! Mudah banget mengenali rumah besar dengan atap berbentuk tanduk kerbau ini (disebut gonjong-gonjong). Yang unik, jumlah tonjolan atap ada maknanya. Selain mencerminkan status dan kekayaan pemiliknya, juga menunjukkan jumlah ruang yang ada di dalamnya. Lebih hebat lagi, selain bentuk bangunan yang memang besar, rumah gadang ternyata multifungsi. Jadi tempat tinggal keluarga, tempat merawat anggota keluarga yang sakit, serta tempat bermufakat keluarga dengan melaksanakan upacara.

2 komentar:

  1. lumayan....cuman aku punya kritikan 1, pasang foto rumah joglonya lgi donk

    BalasHapus