Apa sih fobia itu? menurut para psikopatolog, fobia adalah suatu penolakan yang menggangu, diperantarai rasa takut yang tidak proposional dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu dan diakui oleh penderita sebagai sesuatu yang tidak mendasar. Dengan kata lain, fobia adalah ketakutan terhadap suatu situasi atau obyek, yang sebenarnya pada saat kejadian tidak membahayakan.
Intinya sih fobia adalah rasa takut yang berlebihan terhadap suatu hal. Tapi fobia ini berbeda dengan rasa takut yang biasa loh. Perbedaannya terletak di kadar ketakutannya. Bagi orang lain, perasaan takut seorang pengidap fobia akan terasa aneh, sampai membuat orang lain yang melihatnya merasa heran. Wajar aja, karena orang biasa bakal ngeliat suatu hal tersebut secara biasa-biasa aja tanpa ada perasaan takut yang lebay, tapi bagi orang yang mengidap fobia, hal tersebut dilihatnya sebagai hal yang nakutin, nyeremin, menjijikan, bahkan bisa nimbulin halusinasi yang enggak-enggak diluar nalar.
Pengidap fobia bisa diliat dari ciri-ciri fisik dan psikisnya. Contohnya, bila ia terlihat gemetar, napasnya tersenggal-senggal, detak jantungnya bedebar keras, apalagi tiba-tiba merasa cemas dan panik tanpa alasan yang jelas, besar kemungkinan dia lagi berhadapan dengan obyek fobianya.
Jenis fobia sangat beragam. Namun, umumnya para psikolog dan psikiater mengkategorikan fobia menjadi tiga bagian besar, yaitu :
- Fobia Sosial , yaitu ketakutan yang melibatkan orang lain atau situasi sosial. Misalnya seperti tampil di depan umum.
- Specific Phobia, ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh objek tertentu. Seperti laba-laba, cecak, ular, ketinggian, terbang dan lain lain.
- Agrophobia, suatu rasa takut meninggalkan comfort zone seseorang, dimana keadaan ini bisa menimbulkan rasa panik yang berlebihan pada orang tersebut. Misalnya, seseorang yang deket banget sama papa mamanya, dan kedekatan itu membuat dia selalu bergantung sama orang tuanya, walaupun seharusnya dia bisa dan siap untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Fobia masih bisa diatasi dengan berbagai cara. Misalnya:
- Dengan cara pembiasaan (desensitisasi). Misalnya dengan ngedeketin penderita dengan objek fobianya sesering mungkin agar dia terbiasa. Hal ini akan memberinya kesempatan untuk membiasakan diri bahwa objek fobia tersebut ga seburuk yang dia bayangin.
- Memberinya motivasi yang bisa membuatnya mau ngadepin objek fobianya. Contohnya, memberinya hadiah yang akan bakal dia dapatkan kalo dia udah berhasil ngadepin objek fobianya.
- Si penderita dihipnotis agar bisa ngadepin objek fobia dan bisa melepaskan pikiran-pikiran negatif yang ada dipikirannya mengenai objek fobia. Tapi, penyembuhan dengan cara ini harus dilakukan oleh ahlinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar